china s declining birth rate

Kelahiran di China Terus Menurun, Inilah yang Dilakukan Pemerintah untuk Mendorong Warga Negara Agar Memiliki Anak

Beranda ยป Kelahiran di China Terus Menurun, Inilah yang Dilakukan Pemerintah untuk Mendorong Warga Negara Agar Memiliki Anak

Kita menyaksikan penurunan signifikan pada tingkat kelahiran di China, mencapai rekor terendah sebesar 6,39 kelahiran per 1.000 orang pada tahun 2023. Dengan jumlah kelahiran baru yang turun 5,7% menjadi hanya 9,02 juta, pemerintah merespons dengan berbagai inisiatif. Ini termasuk insentif keuangan seperti subsidi untuk keluarga yang memiliki lebih banyak anak dan dukungan maternity yang ditingkatkan, seperti cuti bayar selama 30 hari untuk orang tua. Selain itu, prosedur IVF yang terjangkau dan promosi untuk rumah sakit yang ramah ibu bertujuan untuk meningkatkan perawatan kesehatan reproduksi. Saat kita menganalisis upaya-upaya ini, jelas bahwa memahami efektivitas mereka dapat memberikan wawasan tentang masa depan demografis China.

Gambaran Umum Tingkat Kelahiran yang Menurun

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan tren yang mengkhawatirkan dalam lanskap demografis China, karena tingkat kelahiran terus menurun dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2023, tingkat kelahiran anjlok ke rekor terendah hanya 6,39 kelahiran per 1.000 orang, mencatatkan level terendah sejak catatan dimulai. Penurunan ini bukan insiden terisolasi; kelahiran baru turun sebesar 5,7% menjadi 9,02 juta, kurang dari setengah dari kelahiran yang tercatat pada tahun 2016.

Populasi keseluruhan berkurang sekitar 2 juta tahun ini, penurunan pertama sejak 1961. Angka-angka ini menyoroti tantangan demografis yang signifikan yang dihadapi China. Tekanan ekonomi—seperti biaya hidup yang melonjak—bersama dengan perubahan sikap masyarakat terhadap pernikahan dan keorangtuaan, berkontribusi pada penurunan berkelanjutan ini, yang telah berlangsung selama tujuh tahun berturut-turut.

Saat kita menganalisis tren ini, menjadi jelas bahwa pergeseran sosial sedang mengubah struktur keluarga dan prioritas individu. Banyak orang muda memilih untuk menunda pernikahan atau sama sekali menghindari menjadi orang tua, mencerminkan perubahan budaya yang lebih luas.

Tanpa mengatasi faktor-faktor yang mendasarinya, implikasi untuk dinamika populasi masa depan China bisa sangat mendalam, berpotensi mempengaruhi stabilitas ekonomi dan kain sosial negara tersebut.

Tanggapan dan Inisiatif Pemerintah

Pemerintah China telah mengakui kebutuhan mendesak untuk mengatasi tingkat kelahiran yang menurun, mengimplementasikan berbagai inisiatif yang bertujuan untuk membalikkan tren ini. Salah satu strategi utama melibatkan insentif finansial, seperti subsidi untuk keluarga yang mempertimbangkan anak kedua atau ketiga. Dukungan keuangan ini sangat penting dalam meringankan beban ekonomi yang terkait dengan membesarkan anak.

Pemerintah lokal juga turut serta dengan menawarkan dukungan kehamilan, termasuk 30 hari cuti berbayar untuk orang tua baru. Inisiatif ini dirancang untuk memudahkan transisi menjadi orang tua, memungkinkan keluarga untuk berikatan tanpa stres keuangan. Selain itu, ada diskon untuk prosedur mahal seperti IVF, membuat perawatan kesehatan reproduksi lebih terjangkau.

Untuk lebih meningkatkan pengalaman kehamilan, Komisi Kesehatan Nasional telah mengeluarkan pedoman untuk menciptakan rumah sakit ramah ibu. Fasilitas ini akan memasukkan skrining depresi perinatal dan menyediakan layanan penghilang rasa sakit 24 jam selama persalinan, memastikan bahwa ibu mendapatkan perawatan yang layak mereka dapatkan.

Selain itu, pameran kerja di kota-kota seperti Shanghai mempromosikan kesempatan kerja yang ramah anak, memungkinkan orang tua untuk menemukan pekerjaan fleksibel yang mengakomodasi tanggung jawab pengasuhan anak mereka.

Akhirnya, survei nasional tentang pernikahan dan fertilitas bertujuan untuk mengumpulkan data penting untuk menginformasikan strategi pemerintah di masa depan.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Seiring dengan terus anjloknya tingkat kelahiran di China, mencapai titik terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya sebesar 6,39 kelahiran per 1.000 orang pada tahun 2023, kita dihadapkan pada dampak ekonomi dan sosial yang substansial.

Penurunan ini berkontribusi pada perkiraan penurunan populasi sekitar 1,39 juta pada tahun 2024, menimbulkan kekhawatiran serius mengenai stabilitas ekonomi jangka panjang kita.

Tantangan ekonomi muncul dari biaya hidup yang meningkat dan layanan pengasuhan anak yang tidak memadai, yang mencegah keluarga untuk memiliki lebih banyak anak. Pemerintah lokal berusaha mengatasi masalah ini melalui subsidi keuangan, namun langkah-langkah ini mungkin tidak cukup, terutama setelah tujuh tahun berturut-turut tingkat kelahiran menurun.

Lebih lanjut, dengan sekitar 14% dari warga kita saat ini di atas 65 tahun, dan angka ini diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2050, kita mengantisipasi peningkatan tekanan pada layanan kesehatan dan sosial.

Perubahan sosial, seperti penundaan pernikahan dan keputusan menjadi orang tua di kalangan generasi muda, semakin mempersulit keputusan perencanaan keluarga, memperparah penyusutan angkatan kerja dan tantangan ekonomi.

Dalam konteks ini, kita harus mempertimbangkan implikasi dari lintasan saat ini dan menjelajahi solusi berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan keluarga dan mendukung populasi yang menua kita.

Masa depan memerlukan perhatian dan tindakan kita.

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *