Ekonomi

Sri Mulyani Ungkap Keinginan Indonesia untuk Meningkatkan Impor Energi dan Pangan

Di ambang perubahan besar, Sri Mulyani mengungkapkan rencana ambisius Indonesia untuk meningkatkan impor energi dan makanan—apa dampaknya bagi negara ini?

Sebagai Indonesia berupaya meningkatkan ketahanan energi dan pangan, pemerintah secara strategis meningkatkan impor gas alam cair (LNG) dan minyak mentah dari Amerika Serikat. Langkah ini bukan sekadar respons terhadap kondisi pasar saat ini; ini adalah langkah kalkulatif menuju diversifikasi energi dan pendekatan proaktif untuk memastikan kestabilan jangka panjang negara kita. Dengan merencanakan peningkatan impor minyak mentah dari kurang dari 4% menjadi lebih dari 40% dari total impor, kita memosisikan diri untuk mengurangi ketergantungan pada sumber yang kurang stabil sekaligus meningkatkan otonomi energi kita.

Selain itu, pergeseran ke arah AS untuk sumber energi ini sejalan dengan cita-cita kami yang lebih luas untuk ketahanan pangan. Kami tidak hanya melihat energi, tetapi juga berupaya memperkuat impor pertanian kami, khususnya gandum, kedelai, dan jagung. Dengan memanfaatkan ekspor pertanian dari AS, kami dapat memperkuat rantai pasokan pangan kami, memastikan bahwa kami kurang rentan terhadap fluktuasi harga global dan ketegangan geopolitik. Ini tentang membangun kerangka yang tangguh yang melindungi akses penduduk kita terhadap barang-barang penting.

Selain itu, peningkatan yang diperkirakan dalam impor liquefied petroleum gas (LPG) dari AS merupakan komponen penting dari strategi ini. Saat ini, porsi LPG yang kita impor dari AS adalah 54%, dan diperkirakan akan meningkat secara signifikan, berpotensi mencapai antara 65% hingga 80%. Ini tidak hanya memperkaya variasi sumber energi kita tetapi juga memberi kita sumber bahan bakar yang andal untuk rumah tangga dan industri. Dengan mendiversifikasi sumber energi kita, kita mengurangi risiko kekurangan energi dan volatilitas harga.

Kita juga perlu mempertimbangkan implikasi ekonomi dari strategi ini. Surplus perdagangan Indonesia dengan AS saat ini sekitar $14,5 miliar, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk negosiasi mengenai syarat perdagangan yang lebih baik.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Trending

Exit mobile version