Ekonomi
RI Akan Menjadi Raksasa dalam Perdagangan Global, Apakah Benar-Benar Mungkin?
Masuk ke masa depan, Indonesia mengincar posisi teratas dalam perdagangan, tetapi hambatan apa yang harus diatasi untuk mewujudkan visi ambisius ini?

Saat kita menatap ke masa depan hingga tahun 2050, Indonesia diperkirakan akan menjadi pemain penting dalam perdagangan global, dengan prediksi bahwa Indonesia dapat menduduki peringkat ke-6 di dunia, menguasai pangsa pasar sebesar 3,1% yang bernilai sekitar US$ 8,8 triliun. Kebangkitan yang luar biasa ini dari posisi ke-33 ke posisi ke-25 dalam perdagangan global menunjukkan potensi yang kita miliki. Pasar domestik yang besar dan sumber daya yang melimpah menjadi faktor utama dalam mendorong pertumbuhan ini, terutama di sektor seperti logam dan bahan kimia, yang sangat penting bagi industri kendaraan listrik dan energi bersih.
Posisi geografis Indonesia yang strategis memperkuat peran kita sebagai pemain penting di kawasan Asia Tenggara. Dengan diversifikasi rantai pasok global pasca-Covid dan di tengah ketegangan antara AS dan Tiongkok, kita berada dalam posisi yang unik untuk memanfaatkan perubahan tersebut.
Kemitraan dagang sangat penting dalam konteks ini, karena memungkinkan kita menjalin hubungan yang dapat memfasilitasi akses ke pasar baru dan teknologi inovatif. Dengan memperkuat hubungan kita dengan negara-negara mitra utama, kita dapat meningkatkan daya saing dan ketahanan kita di tengah persaingan pasar.
Namun, kita harus mengakui tantangan yang akan dihadapi ke depan. Meskipun potensi kita besar, keterbatasan infrastruktur logistik dan hambatan regulasi dapat menghambat ambisi kita. Jaringan transportasi yang efisien dan proses bea cukai yang disederhanakan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan perdagangan kita.
Jika kita dapat mengatasi masalah ini, kita akan lebih siap bersaing di panggung global dan memaksimalkan manfaat dari kemitraan dagang kita.
Selain itu, saat kita mengejar target tersebut, kita perlu tetap waspada terhadap dinamika persaingan pasar dunia. Pasar global bersifat cair, dengan negara-negara berkembang juga bersaing untuk mendapatkan bagian dari pangsa perdagangan.